Pembelajaran Yang Berpijak Pada Teori Belajar Behavioristik

Pembelajaran Yang Berpijak Pada Teori Belajar Behavioristik

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan pengetahuan yang dimiliki, kami mencoba membuat makalah ini dengan judul “Pembelajaran Yang Berpijak Pada Teori Belajar Behavioristik”  untuk  memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu bidang studi yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya bagi kami yang masih serba kekurangan dalam pemahaman materi. Kami telah berusaha maksimal untuk menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin dan apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, kami mohon maaf. Oleh karena itu, segala kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Akhirnya kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami, semoga segala amal baiknya selalu mendapat pahala dari Allah Swt, aamiin.


Surakarta, 28 September 2016






Daftar Isi
Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
A.       Latar belakang............................................................................................ 4
B.       Rumusan Masalah....................................................................................... 5
C.       Tujuan.......................................................................................................... 5
Bab II Pembahasan
A.       Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik ............... 6
C.       Aplikasi Teori Behaviristik Dalam Kegiatan Pembelajaran .................. 8
C.       Langkah-langkah Yang Berpijak Pada Teori Behavioristik ............... 10
Bab III Penutup
A.       Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 11
B.       Daftar Pustaka ......................................................................................... 12






BAB I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar.
Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi
behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang yang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan
perubahan perilakunya.Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah
input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas.
Ada berbagai asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan perubahan makna.
Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran kelompok kami menyusun makalah teori belajar yang berpijak pada teori behavioristik. yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu kami yang ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang teori behaviorisme dan diharapkan tidak
lagi muncul asumsi yang keliru tentang pendekatan behaviorisme tersebut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagimana pendekatan behaviorisme.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud belajar menurut teori behavioristik?
2.      Bagaimana pengaplikasian dari pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik?
3.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik?

C.    Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Memberikan informasi mengenai pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik dan pengaplikasiannya, agar menambah ilmu kita serta memudahkan pembelajaran. Mengetahui bagaimana pengembangan perilaku perspektif dengan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran.












BAB II
Pembahasan
A.    Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku, tidak lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila penguatan dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat. Istilah imbalan (reward) dan penguatan (reinforcement) kerap dianggap sama, namun setidaknya ada dua alasan mengapa anggapan itu kurang tepat. Dalam karya Parlov, misalnya, suatu penguat (reinforcer) didefinisikan sebagai unconditioned stimulus, yakni setiap stimulus yang menimbulkan reaksi alamiah dan otomatis dari suatu organisme. Stimuli ini bisa disebut sebagai penguat, namun sulit untuk dianggap sebagai imbalan, jika imbalan itu dianggap sebagai suatu yang diinginkan. Penganut Skinnerian juga tidak mau menyamakan penguat dengan imbalan. Menurut mereka, penguat akan memperkuat setiap perilaku yang secara langsung mendahului kejadian penguat. Sebaliknya, imbalan biasanya dianggap sebagai sesuatu yang diberikan atau diterima hanya untuk prestasi yang layak pencapaiannya membutuhkan waktu dan energi, atau diberikan untuk tindakan yang dianggap diinginkan oleh masyarakat. Lebih jauh, karena perilaku yang diinginkan itu biasanya sudah lama ada sebelum perilaku tersebut diakui lewat pemberian imbalan, maka imbalan itu tidak bisa dikatakan memperkuat perilaku itu. Jadi menurut penganut Skinnerian, penguat akan memperkuat perilaku, namun imbalan tidak.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses.

B.     Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pelajar, media Dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau siswa.
Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam pembelajaran, Siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan0 dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.


C.    Langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik
yang dikemukakan oleh siciati dan prasetia irawan (2001) dapat digunakan
dalam merancang pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1.         Menentukan tujuan-tujaun pembelajaran.
2.         Menaganalisis lingkungan kelas yang ada.
3.         Menentukan materi pembelajaran.
4.         Memecah materi pelajaran menjadi kecil-kecil.
5.         Menyajikan materi pelajaran.
6.         Memberikan stimulus.
7.         Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.
8.     Memberikan penguatan (penguatan positif ataupun penguatan
        negatif),  ataupun hukuman.
9.         Memberikan stimulus baru.
10.     Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.
11.     Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.
12.     Evaluasi hasil belajar.







BAB III
Penutup

KESIMPULAN
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku, tidak lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pelajar, media Dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh siciati dan prasetia irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran

SARAN
Kami menyadari bawasannya penyusun dari makalah ini masih terdapat kesalahan sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt. hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri. Dengan makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kita nantinya sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.






Daftar Pustaka




Anonim. “Teori Belajar Behavioristik”, Wikipedia (online), 2012  (http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik, diakses tanggal 03 April 2012)
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Harland, Randy. “Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran”, Wordpress (online), 2012 (http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/tugas-kuliah/teori-belajar-behavioristik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/, diakses tanggal 09 April 2012)
Hergenhahn dan Olson, Matthew. 2008. Theories of Learning: Teori Belajar. Terj. Tri Wibowo edisi ketujuh. Jakarta: Prenada Media
Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Komentar

Postingan populer dari blog ini

butir butir pancasila